Resources

Cari Blog Ini

Mounting File System

Jumat, 13 Juli 2012
Apa itu Mount?
Mount adalah perintah yang digunakan untuk membuka sebuah device yang akan digunakan. Di Linux, sebuah device disimpan sebagai folder di direktori /dev, dan untuk membukanya dilakukan proses Mounting yakni proses mengaitkan sebuah sistem device pada sebuah struktur direktori utama yang sedang dipakai. Device yang dimaksud disini adalah Hardisk. Penting diketahui tentang Penamaan partisi hardisk pada OS Linux, silahkan baca ini, Analogi Partisi dengan Struktur Direktory Linux.
Sebagai contoh saya akan mengaitkan sebuat flashdisk ke direktori /home/project55. Untuk lebih jelasnya lihatlah perintah dan hasil screen dibawah ini.
perintah dari : mount -t vfat /dev/sdb1 /home/project55

Bila /etc/filesystems tidak ada, atau berakhir dengan * tunggal pada baris terakhir, maka
mount akan membaca / proc / filesystem. Untuk lebih jelasnya lihatlah output dibawah ini.
perintah dari : cat /proc/filesystems | grep -v ^nodev

Sedangkan perintah untuk umount atau melepas kaitan partisi dengan filesystem maka perintahnya adalah.
perintah dari : umount /home/project55
setelah itu untuk menampilkan filesystem yang telah terkait dengan partisi, hal ini bertujuan untuk mengetahui partisi mana yang termount dengan filesystem. Untuk melihatnya lihatlah pada file /etc/mtab atau /proc/mounts.
perintah dari : nano /etc/mtab

Cara paling sederhana dan paling umum untuk melihat semua partisi yang termount adalah dengan mengetikkan perintah dibawah ini.
perintah dari : mount | grep /dev/sdb1

Kernel menyediakan info di /proc/mounts dalam bentuk file, tapi /proc/mounts tidak
ditemukan sebagai sebuah file di hard disk. Didalam file /proc/mounts digunakan untuk melihat informasi yang datang langsung dari kernel.
perintah dari : cat /proc/mounts | grep /dev/sdb

File /etc/mtab adalah file yang digunakan untuk melihat titik kait partisi.
  perintah dari : cat /etc/mtab | grep /dev/sdb

perintah df digunakan untuk menampilkan sisa ruang penyimpanan yang ada pada harddisk
berdasarkan partisi yang ada, cara penggunaan:
perintah dari : df

    Used menunjukkan jumlah yang sudah digunakan, Avail menunjukkan sisa ruang yang masih tersisa dan Use% menunjukkan prosentase ruang yang sudah digunakan.Perintah df dengan menambahkan opsi -h akan menampilkan hasil yang mudah dibaca.
perintah dari : df -h

Perintah du digunakan untuk melihat ukuran sebuah direktori tertentu. Contoh penggunaannya :
perintah dari : du

perintah diatas akan menampilkan daftar direktori yang ada di dalam direktori tempat dimana perintah itu dijalankan beserta dengan ukurannya masing-masing dalam kilobyte,contoh tampilannya :
Perintah du dengan menambahkan opsi -h akan menghasilkan tampilan yang lebih mudah untuk dibaca. Paramater -h diartikan sebagai human readable format. Ukuran file yang ditampilkan akan diakhiri huruf K untuk Kilobyte, M untuk Megabyte, dan G untuk Gigabyte.
perintah du -ah akan menampilkan tidak hanya ukuran direktrori tapi juga beserta daftar nama file dan ukurannya.
perintah dari : du -ah /home/rafika/Unduhan/

     ro “ro”(read only) hanya mengijinkan pengguna untuk membaca isi partisi tersebut, tidak dapat melakukan perubahan.
perintah dari : mount -t ext2 -o ro /dev/hdb1 /home/project55
perintah dari : touch /home/project55/test

     exec dan noexec “exec” memungkinkan pengguna untuk menjalankan binary atau file-file executable yang tersimpan pada partisi. sedangkan “noexec” sebaliknya.
perintah dari : mount -t vfat -o noexec /dev/sdb1 /home/project55/
perintah dari :  cp /bin/cat /home/project55/
perintah dari :  /home/project55/cat /etc/hosts
perintah dari : echo echo hello > /home/project55/helloscrip
perintah dari : chmod +x /home/project55/helloscript
perintah dari :  /home/project55/helloscript

nosuid – Menonaktifkan set-user-identifier atau set-group-identifier bit. This prevents remote users from gaining higher privileges by running a setuid program. Hal ini untuk mencegah pengguna jauh dari mendapatkan hak istimewa yang lebih tinggi dengan menjalankan program setuid.
perintah dari : mount -o nosuid /dev/sdb1 /home/project55/
perintah dari :  cp /bin/sleep /home/project55/
perintah dari : chmod +x /home/project55/sleep
perintah dari : ls -l /home/project55/sleep

Namun pengguna atau user tidak dapat memanfaatkan fitur setuid.

noacl – Mematikan semua proses ACL. This may be needed when interfacing with older versions of Red Hat Enterprise Linux, Red Hat Linux, or Solaris, since the most recent ACL technology is not compatible with older systems. Hal ini mungkin dibutuhkan saat berinteraksi dengan versi Red Hat Enterprise Linux, Red Hat Linux, atau Solaris, karena teknologi ACL paling baru tidak kompatibel dengan sistem lama.
berikut daftar opsi mountin partisi linux:
- user dan nouser : “user” adalah opsi mount yang memungkinkan semua user biasa untuk me mount partisi, sedangkan “nouser” hanya mengijinkan super user (root) yang boleh melakukan mount partisi tersebut.
- rw : “rw”(read write) mounting partisi dengan akses baca tulis saja
- sync : opsi ini menentukan input dan output ke sistem berkas dilakukan serempak, misal saat me-copy file kedalam flash disk dengan opsi “sync” maka perubahan fisik dilakukan pada saat yang sama.
- async : berkebalikan dengan sync, saat melakukan copy kedalam flash disk dengan opsi “async” maka perubahan fisik dilakukan setelah perintah copy, dan jika anda melepas media tanpa unmount maka data yang anda copy bisa hilang.
- default : jika menggunakan opsi default maka yang opsi mount yang akan digunakan adalah “rw, suid, dev, exec,auto, nouser, and async”
- auto dan noauto : “auto” adalah opsi mount yang memungkinkan partisi di mount secara otomatis saat boot, sedangakan “noauto” sebaliknya, anda harus me mount secara manual setiap setelah booting.
Practice mounting partitions
1. mount atau kaitkan partisi yang berukuran kecil 200MB ke direkttori atau folder /home/project22. Gunakanlah perintah mount.
perintah dari : mkdir /home/project22
perintah dari : mount -t ext2 /dev/sdb1 /home/project22/

partisi yang berukuran kecil yang berukuran 200MB adalah partisi primari, namun kali ini dikaitkan dengan folder /home/project22. Jadi file yang berada di partisi /dev/sdb1 telah terkait di direktori /home/project22. Tapi secara fisik file tersebut berada di direktori /dev/sdb1.
2 . kaitkan partisi besar dengan ukuran 400MB ke direktori /mnt. Setelah itu salinlah file /etc ke dalam /mnt. Kemudian kaitkan partisi ke folder /srv/mfs/salesnumber. Dengan catatan direktori tersebut  telah ter-readonly.
perintah dari : mount -t ext2 /dev/sdc1 /mnt/
perintah dari : umount /mnt/
perintah dari : mount -t ext2 -o ro /dev/sdc1 /srv/nfs/salesnumber

Partisi yang berukuran besar dengan kapasitas 400MB adalah partisi primari, namun kali ini dikaitkan dengan direktori /mnt. Lalu opsi -r pada perintah cp fungsinya yaitu menyalin file /etc ke file /mnt dengan paksa, sehingga mau tudak mau file tersebut akan tersalin ke direktori /mnt. Sedangkan untuk mengaitkan partisi dengan folder yang readonly caranya lihat pada gambar diatas. Untuk membuktikkan kalau folder tersebut terreadonly, coba buat atau salinlah sebuah file di direktori yang tereadonly tersebut. Maka yang akan muncul pesan “Read Only file system”.
3. Cek atau konfirmasi pekerjaan yang anda lakukan untuk melihat hasil pekerjaan anda. Ada tiga perintah untuk menampilkannya yaitu, fdisk -l, df-h, mount. Disini saya menggunakan perintah df -h.
perintah dari : df -h

Dengan perintah ini kita bisa melihat persentase ruang kosong dari device atau partisi yang terkait di direktori /srv/nfs/salesnumber, untuk melihatnya lihat pada field Use%. Perintah df -h tidak hanya menampilkan persentase ruang kosong.  Untuk melihat semua partisi yang termount, lihatlah pada file /etc/mtab. Dalam kasus ini partisi /dev/sdc1 yang telah di mount.
perintah dari : nano /etc/mtab

4. buatlah mount permanen pada file system yang telah dibuat tadi. Tambahkan baris berikut pada file /etcfstab.
/dev/sdc1 /home/project22 auto defaults 0 0
/dev/sdb1 /srv/nfs/salesnumbers auto defaults 0 0
perintah dari : nano /etc/fstab

untuk membuat mount permanen kita tinggal menambahkan kedua baris tersebut paling bawah. Penjelasannya lihatlah tabel berikut.
5. apa yang akan terjadi ketika kita membuat titik kait file system pada suatu folder atau direktori yang berisi beberapa file?
perintah dari : mount /dev/sdb1 /home/coba

setelah kita mengkaitkan file system dengan direktori yang berisi file, maka file yang berada di direktori tersebut akan tersembuyi dan yang akan tampil adalah seperti gambar diatas. Namun ketika kita melepaskan kaitan file system dengan folder atau direktori tersebut, maka file yang ada di folder tersebut akan terlihat. Dalam kasus ini saya menggunakan folder coba yang terletak di /home, yang sebelumnya saya telah buat.
6. Apa yang akan terjadi ketika kita mengaitkan dua file system dengan satu titik kait yang sama.?
perintah dari : mount /dev/sdb1 /home/coba
perintah dari : mount /dev/sdc1 /home/coba

dalam hal ini untuk mengaitkan dua file system dengan titik kait yang sama maka akan terjadi adalah dalam file mtab, hanya fstab terakhir yang terlihat atau yang di cetak. untuk lebih jelasnya lihatlah gambar dibawah ini.

Nonaktifkan Automount External Drive

Salah satu tujuan dinonaktifkan automount karena sering kali menggangu kerja dengan terbukanya File manager (Nautilus) pada window baru. Menonaktifkan automount pada external drive seperti hardisk-portable, flashdisk dan USB storage yang lainnya dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

Nautilus File Management

File Management secara default tidak ditampilkan, maka pertama diedit dulu biar bisa tampil di menu System.
Buka System → Preferences → Main Menu. Masuk ke Preferences (kolom kiri) kemudian beri tanda contreng pada File Management (kolom kanan).
Buka System → Preferences → File Management (gambar NA.1)

Buka tab Media (paling kanan), perhatikan gambar NA.2 di bawah ini.

Ubah setting pada Never prompt or start programs on media insertion dan hilangkan contreng pada Browse media on inserted (gambar NA.3)

Configuration Editor

Configuration Editor secara default tidak ditampilkan, maka pertama diedit dulu biar bisa tampil di menu Applications.
Buka System → Preferences → Main Menu.
masuk ke System Tools (kolom kiri), kemudian beri tanda contreng pada Configuration Editor’ (kolom kanan).
Buka Application → System Tools → Configuration Editor sehingga muncul window seperti gambar NA.4

Masuk ke /apps/nautilus/preferences/ beri tanda contreng pada media_autorun_never. media_automount serta media_automount_open hilangkan tanda contrengnya (gambar NA.5).

Terminal

Tekan kombinasi tombol keyboard alt+F2, kemudian ketik gnome-terminal lalu enter.
Lanjutkan dengan perintah di bawah ini.
* $ gconftool-2 --set "/apps/nautilus/preferences/media_automount" --type bool false
* $ gconftool-2 --set "/apps/nautilus/preferences/media_automount_open" --type bool false
* $ gconftool-2 --set "/apps/nautilus/preferences/media_autorun_never" --type bool true
Keterangan:
Baris yang diakhiri dengan \ berarti satu baris yang bersambung.
Untuk memastikan fungsi Automount External Drive tidak bekerja colokkan usb flash drive yang anda miliki.

0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Sample text

Ads 468x60px

Featured Posts

-

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Our Partners

Resources

kalender

 
A
K
I
F
A
R
R
E
G
G
O
L
B